Rabu, 18 Januari 2017

Pertunjukan Perdana Film "Setan Jawa"

Poster Film Setan Jawa
     Halo sobat pahari semua! Pada tanggal 3 September 2016 Palangka Raya Film Community menghadiri pertunjukan film Setan Jawa, film bisu hitam putih karya Garin Nugroho yang diiringi langsung dengan orkestra musik gamelan oleh Rahayu Supanggah. Pertunjukan tersebut diselenggarakan di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki yang berlokasi di Jl. Cikini Raya No. 73 Jakarta Pusat.

     Film yang mengangkat mitologi Jawa tersebut bercerita tentang kisah cinta dan tragedi kemanusiaan dengan latar waktu awal abad ke-20. Setio, seorang pemuda dari desa miskin jatuh cinta dengan Asih, seorang putri bangsawan Jawa. Lamaran yang ditolak membuat Setio mencari keberuntungan melalui kesepakatan dengan iblis yang dikenal sebagai ‘Pesugihan Kandang Bubrah’ untuk mencari kekayaan dan nantinya dapat melamar Asih. Setio akhirnya menjadi kaya dan kawin dengan Asih, mereka hidup bahagia dalam rumah Jawa yang megah.
Asih kemudian mengetahui bahwa suaminya menjalani laku pesugihan kandang bubrah. Asih yang sangat mencintai suaminya kemudian menemui setan pesugihan. Asih meminta pengampunan pada setan agar suaminya pada saat kematiannya tidak menjadi tiang penyangga rumah.
    
    Setan Jawa merupakan proyek kolaborasi antara Garin Nugroho dan Rahayu Supanggah yang dipertemukan kembali setelah 10 tahun yang lalu berkolaborasi dalam proyek film 'Opera Jawa'. Rahayu Supanggah, seorang seniman musik yang telah dan masih memperkenalkan dan mempopulerkan musik gamelan Jawa ke masyarakat dunia selama lebih dari 40 tahun menampilkan sebuah orkestra gamelan yang akan mengiringi film bisu hitam putih karya pria yang akrab dipanggil mas Garin ini dengan dibawakan secara langsung oleh 20 pengrawit (pemusik gamelan).

Pertunjukan Film Setan Jawa
    Film Setan Jawa memberikan nafas baru bagi perfilman di Indonesia dengan kemasannya yang unik di tengah budaya Hedonisme Era Globalisasi ini. Paska pertunjukan tanggal 3 dan 4 September 2016 film Setan Jawa berhasil menuai banyak pujian dan apresiasi dari kalangan filmmaker maupun masyarakat umum. Rencananya film ini juga akan keliling di 6 negara yang salah satunya juga akan diputar pada World Premiere di Opening Night of Asia Pacific Triennial of Performing Arts di Melbourne bulan Februari 2017 mendatang.

    Wah bagaimana ya kalau mitologi Dayak diangkat dalam sebuah karya film dengan iringan karungut yang sangat unik dan khas lengkap disertai dengan petikan sape dan kecapinya? Pasti akan memberikan warna baru dalam dunia perfilman Indonesia. Duh kebayang banget nih gimana kerennya. Eh kak Said (Founder Palangka Raya Film Community) dan kak Nisa (Co-Founder Palangka Raya Film Community) juga ikut terlibat dalam film ini lo.

    Salam Sinema Itah!







Tidak ada komentar:

Posting Komentar