Minggu, 12 Februari 2017

Palangka Raya Film Community Berkunjung ke Pusat Perfilman H. Usmar Ismail

Pusat Perfilman H. Usmar Ismail
     Halo sobat pahari semua! Tanggal 13 Nov 2016 kak Said (Founder Palangka Raya Film Community) dan kak Nisa (Co-Founder Palangka Raya Film Community) berkunjung ke gedung Pusat Perfilman H. Usmar Ismail yang berlokasi di Jl. Hr. Rasuna Said Kav. C No. 22 Setia Budi, Karet Kuningan, Jakarta Selatan.

    Gedung tersebut merupakan gedung sekretariat Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (YPPHUI) yang dibentuk dengan cara melakukan perombakan atau perubahan akte dari Yayasan Citra. YPPHUI berdiri dengan maksud dan tujuan yakni:

  1. Untuk turut mengambangkan perfilman dalam segala aspeknya
  2. Meningkatkan sumber daya manusia dan kesejahteraan mereka yang terlibat dalam bidang perfilman
  3. Mengembangkan gagasan-gagasan, pemikiran dan wawasan
  4. Menunjang kelancaran komunikasi di dan dengan dunia perfilman serta efektifitas penyebaran informasi tentang film dan perfilman nasional
  5. Menunjang keterjaminan hukum di dunia perfilman khususnya yang menyangkut hak cipta dan hubungan kerja
  6. Menunjang teknologi perfilman dan mengembangkan mutu penggarapan teknik pembuatan film serta penayangannya
  7. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap film khususnya terhadap film Nasional


Depan Ruang PERFIKI
         Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail bersama dengan Sinematek Indonesia dan BP SDM CITRA juga menaungi:

  • Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI)
  • Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI)
  • Persatuan Karyawan Film dan Televisi (KFT)
  • Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI)
  • Gabungan Studio Film Indonesia (GASFI)
  • Gabungan Subtitling Indonesia (GASI)
  • Persatuan Perusahaan Film Keliling Seluruh Indonesia (PERFIKI)
  • Seksi Film dan Musik (PWI JAYA)
  • Forum Pewarta Film (FPF)

     Membahas tentang nama H. Usmar Ismail sendiri, beliau merupakan Bapak Perfilman Indonesia. Beliau adalah seorang sutradara, penulis skenario dan produser kelahiran Sumatera Barat, 20 Maret 1921. Beliau dipandang telah meletakkan dasar yang kuat bagi kelahiran dan perkembangan perfilman Indonesia. Filmnya yang berjudul Darah dan Do’a (1950) merupakan tonggak pembaharuan pembuatan film Indonesia. Beliau menegaskan pembuatan film tersebut tidak bergantung pada soal komersial belaka, melainkan juga merupakan hasil karya seni yang bebas dan mencerminkan kepribadian Nasional. Pokok pikiran inilah yang menjadi pertimbangan utama ditetapkannya Hari Film Nasional, yaitu saat hari pertama shooting film Darah dan Do’a oleh Dewan Film Nasional.

       Dalam gedung Pusat Perfilman H. Usmar Ismail ini terdapat berbagai fasilitas berupa:

  1. Perpustakaan film Sinematek Indonesia
  2. Bioskop Mini
  3. Peralatan produksi film berupa kamera, lampu, chroma key, perangkat audio, dll
  4. Peralatan paska produksi
       Yuk kita berkunjung ke gedung Pusat Perfilman H. Usmar Ismail karena kita yang mengaku Cinta Tanah Air dan Cinta Film wajib mengenal sejarah Perfilman Indonesia dengan salah satu cara bisa dengan berkunjung ke gedung ini karena disini mempunyai arsip buku film dan film yang cukup lengkap untuk kita pelajari.

       Salam sinema Itah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar